Minggu, 27 Oktober 2013

Tulisan 1

Lead With A Story: Menyampaikan Visi & Misi Perusahaan Lewat Cerita

Tahukah Anda bahwa 40% pembelajar akan mengingat konten apa pun secara visual, 40% secara audio, dan 20% sisanya secara kinetis? Hal ini menjelaskan mengapa saat kita merasa kehilangan kunci mobil misalnya, dan kemudian mencoba mengingat urutan aktivitas yang kita lakukan seharian, tiba-tiba muncul gambaran lokasi kunci mobil yang hilang itu. Otak menyimpan visualisasi yang kita lihat dan cerna secara otomatis dan rahasia.
Contoh lainnya adalah kebiasaan kita mendongeng untuk anak-anak, terutama pada saat mereka berangkat tidur. Kadang kita menyelipkan lesson learned di dalamnya dengan harapan mereka  ingat nilai-nilai itu hingga mereka besar nanti. Dan memang seringkali begitu adanya. Kita yang sudah dewasa kini memiliki gambaran bahwa serigala selalu jahat, domba yang polos dan lugu selalu menjadi korban, dan kancil yang lincah selalu cerdik. Dari mana semua itu berasal? Cerita.
Sedemikian besar kekuatan suatu cerita, hingga tak hanya digunakan di dalam kamar anak-anak sebagai pengantar tidur, tetapi juga dimanfaatkan di dalam perusahaan. Seperti yang dilakukan Jim Bangel, seorang staf R&D yang bekerja di P&G, sebuah perusahaan consumer goods multinasional.
Seperti seorang staf R&D pada umumnya, Jim menuliskan laporan kemajuan pekerjaannya pada atasannya setiap bulan. Kalimat-kalimat di dalam laporannya biasanya ‘kering’ dan dipenuhi istilah yang hanya dimengerti oleh para ahli kimia atau ilmuwan di sana, sehingga laporan bulanan Jim nyaris tak pernah dibahas dalam skala perusahaan.
Tetapi selang beberapa tahun kemudian, Jim memutuskan untuk mengubah caranya menulis laporan. Ia menyusun cerita dengan beberapa karakter di dalamnya, dengan tokoh utama seorang engineer bernama Earnest. Pembaca disuguhi pengalaman Earnest menemukan hal-hal baru di sepanjang cerita, dialognya dengan atasannya, dan Jim selalu menambahkanlesson learned di setiap akhir cerita, persis seperti isi laporan-laporannya terdahulu.
Karakter dalam cerita Jim terus berkembang, dan orang-orang di dalam perusahaan mulai menunggu-nunggu cerita Jim karena berharap mereka akan masuk ke dalam salah satu karakter cerita Earnest. Setelah lima tahun lamanya Jim menulis laporan dalam bentuk cerita, ia ditunjuk oleh perusahaan menjadi seorang Official Corporate Storyteller, yang bertugas menemukan ide baru dan menuliskannya dalam bentuk cerita.
Cerita-cerita Jim diharapkan dapat menginspirasi seluruh karyawan dalam perusahaan dan menghadirkan perubahan di dalam organisasi. Terkadang CEO-nya meminta Jim untuk menuliskan suatu cerita dengan topik khusus, karena keyakinan akan efektivitas cerita Jim dalam memotivasi karyawannya.Jim menjadi orang yang paling berpengaruh di P&G karena ia memutuskan untuk tidak menuliskan laporan, tetapi menulis cerita.

Reference: Paul Smith, Lead With a Story. New York: Amacom, 2012.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar