Untuk
Cerita kedua ini saya tidak mengalami secara langsung tetapi saya hanya
mendengarkan cerita dari saudara saya yang bercerita tentang managernya
dikantor.Saudara saya bernama Reza,ia lebih tua usianya dibandingkan dengan
saya.Dia lulusan S1 dari Universitas Negeri di Jakarta.Dia telah lulus kurang
lebih 3 tahun ini,selama 3 tahun ia sering berpindah-pindah bekerja d beberapa
perusahaan.Saat ini ia bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta,ia
baru bekerja 6 bulan tetapi ia sudah merasa tidak nyaman bekerja di perusahaan
tersebut.Ia mengatakan bahwa alasanya adalah ia merasa tidak nyaman dengan
perlakuan managernya yang semena-mena terhadap karyawanya.Ia mengatakan
Managernya seringkali memberimya tugas diluar kewenanganya yang seharusnya
bukan menjadi tugasnya,ia juga mengatakan managernya suka memarahinya dengan
perkataan yang seharusnya tidak dikatakan oleh seorang manager kepada
bawahanya.Menurutnya,perlakuan managernmya tidaklah sepadan dengan jabatan ia
duduki saat ini.Itulah alasanm mengapa saudara saya memutuskan untuk ingin
cepart pindah dan keluar dari perusahaan tersebut
Saya pernah
mempunyai pengalaman tentang cerita mengenai managemen lebih tepatnya tentang
seorang manager.Saya mempunyai teman bernama Sesa,Sesa adalah teman saya dari
kami duduk di bangku SMP.Sesa mempunyai teman bernama Rana,Rana ini dikenal
anak yang pintar berbisnis,dari SMA saja dia sudah pintar dalam hal berbisnis
contohnya berjualan,begitulah yang dikatakan Sesa kepada saya.Walaupun dia cowo
tapi dia tidak malu dalam hal berjualan,justru dia berkata berbisnis adalah hal
yang menyenangkan karena dapat membuat unutung dirinya.Selain itu dia juga
pintar dalam mengkreasikan apa yang dia buat untuk Ia jual kembali kepada orang
lain.Bisninsnya dalam membuat Berbagai baju membuat karirnya semakin pesat
karena dia juga anak yang sangat kreatif.Melihat kegigihanya Ayah dari Rana
memberikan hadiah kepada Rana saat ia berulang tahun yaitu sebuah toko baju
yang dapat Rana gunakan untuk ia berjualan dan mengembangkan bisnis dan
kreatifnya.Sesa pun mengatakan kini Rana telah menjadi bisnis muda yang sangat
dikagumi oleh banyak orang.Walaupun begitu ia tidak mau jika ia menjadi pemilik
dari butik baju yang ia kembangkan ia memilih sebagai manajer dari butiknya dan
kakanya lah yang menjadi pemilik butik tersebut.Karena ia menganggap kakanya
juga andil besar dalam usahanya.
Konsep Sehat. Sehat itu
adalah sebuah keadaan normal yang sesuai dengan standar yang diterima
berdasarkan kriteria tertentu, sesuai jenis kelamin dan komunitas masyarakat.
Itu adalahpengertian sehat yang saya mengerti pada awalnya. Dan setelah
sekian lama Sehat Kita Semua tidak memposting makan pada kali kesempatan ini
setelah vakum cukup lama akan memberikan hal sedikit tentang konsep
sehat ini.Dimulai dari apa yang dimaksud dengan pengertian sehat
ini. Pengertian sehat menurut WHOadalah suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Dan
beberapa pengertian sehat lainnya yaitudiantaranya:
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh
melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku
yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian
diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. ( Menurut
Pender, 1982 )
Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera
dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.( Menurut UU N0. 23/1992 tentang
kesehatan)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber
perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri
( self care actions) secara adekuat. Self care Resouces : mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Self care Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan
tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
psikososial dan spiritual. (Menurut Paune, 1983)
2.Penyesuain diri dan Pertumbuhan Personal
Penyesuaian Diri
Pengertian penyesuaian diri pada awalnya berasal dari suatu pengertian
yang didasarkan pada ilmu biologi yang di utarakan oleh Charles Darwin yang
terkenal dengan teori evolusinya. Ia mengatakan: "Genetic changes can
improve the ability of organisms to survive, reproduce, and, in animals, raise
offspring, this process is called adaptation".(Microsoft Encarta
Encyclopedia 2002).
Sesuai dengan pengertian tersebut, maka tingkah laku manusia dapat
dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan
tempat ia hidup seperti cuaca dan berbagai unsur alami lainnya. Semua mahluk
hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan
cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat
bertahan hidup. Dalam istilah psikologi, penyesuaian (adaptation dalam istilah
Biologi) disebut dengan istilah adjusment.
Adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu
antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Davidoff, 1991). Manusia
dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan
lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong
manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan
suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar
terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia
sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia.
Pertumbuhan Personal
individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan
yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak
sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi
sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau
kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak
faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan
karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak
meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan
atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam
pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup
masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga
mempengaruhi pertumbuhan individu.
3. Teori Kepribadian Sehat
Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini
sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada
awalnya memang mengembangkan teorinya tengtang struktur kepribadian dan
sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran
dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil
dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan
pikiran. menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah
bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual.
Dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan
gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut
psikoneurosis.
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan
tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang
tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari
psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan –
gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode
analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat
suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong
individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu
berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
- Id merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah
nanti ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan
dan menghindari yang tidak menyenangkan.
- Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara
rasional berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara
realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang
ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
- Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang
diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan
hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar
atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Pertemuan
Kedua :
1.Teori
Kepribadian Sehat
Kepribadian Sehat Menurut Allport
Apa itu kepribadian sehat? Manurut Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan
Gardner Lindzey, 2005) “kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya”.Sedangkan sehat adalah suatu
keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan
penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam
mempertahankan kesehatannya.jadi kepribadian sehat adalah organisasi
dinamis dalam diri individu yang dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Maslow menganut prinsip holistik, yaitu sebuah prinsip yang meyakini
suatu fenomena atau gejala itu hanya bisa dipelajari jika bersifat menyeluruh
dan bersifat integral. Untuk itulah, teori kepribadian humanistik mengemukakan
bahwa manusia atau individu itu harus dipelajari dengan dan secara menyeluruh,
bukan memisahkannya menjadi beberapa elemen.
Maka dalam teorinya, Maslow menyatakan bahwa motivasi itu mempengaruhi
individu secara keseluruhan, bukan hanya bagian-bagian tertentu saja. Semisal
ketika kita lapar, yang menyebabkan dorongan (motivasi) itu bukan hanya perut,
melainkan diri kita (manusia). Makanan memuaskan kita, bukan perut kita.
2.Stres
Stress
adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada
dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.
Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena
stress, disebut strain.
Menurut
Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan
keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai
kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian
stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu
kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya
tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu
pelaksanaan kerja mereka.
Menurut
Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif,
apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan
dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita
berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu
sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman
atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan,
menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan
menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu
besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya
3.Coping
Pengertian dan jenis-jenis coping
Coping adalah istilah khusus untuk individu ataupun cara mengatasi
situasi pada saat mengalami stress. Coping yaitu bagaimana seseorang berupaya
mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang
ditimbulkannya. Efek stres dapat bervariasi tergantung pada bagaimana individu
menghadapi situasi tersebut. Lazarous dan koleganya mengidentifikasi dua
dimensi coping (Lazarous dan Folkman, 1984).
-Coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping)
Yaitu mencakup bertindak secara langsung untuk mengatasi masalah atau
mencari informasi yang relevan dengan solusi.
-Coping yang berfokus pada emosi ( emotion focused coping)
Merujuk pada berbagai upaya untuk mengurangi berbagai reaksi emosional
negatif terhadap stres, contohnya dengan mengalihkan perhatian dari masalah,
melakukan relaksasi, atau mencari rasa nyaman dari orang lain.
Jenis coping yang konstruktif dan destruktif
Koping yang bersifat destruktif adalah koping yang bersifat merusak,
ataupun menimbulkan efek negatif pada diri kita.coping negatif dapat
menimbulkan persoalan lagi di kemudian hari. misalnya dengan kita menggunakan
narkoba ataupun bunuh diri, tentunya hal tersebut tidak menyelesaikan masalah
bukan?
Koping yang bersifat konstruktif adalah koping yang baik dan bermanfaat.
Koping positif ini digunakan agar bisa menjadi lebih dewasa,matang dan bahagia.
seperti melakukan hal yang positif, melakukan hobi seperti memasak, menyanyi,
dll.
Pertemuan Ketiga
:
1.Pengertian dan konsep penyesuaian
diri
Konsep Penyesuaian Diri
Makna akhir
dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal yang
telah dipelajari dapat membantunya dalam penyesuaian diri dengan
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Seseorang tidak
dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu
menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan
diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang
proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat
terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya
dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua
fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri
lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus
menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi
sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah
memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk
mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri
individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat
diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat
hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
Dalam
kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan
penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu
yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena
ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga,
sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui
bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka
untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
2.Hubungan Interpersonal
Komunikasi
yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik, kegagalan
komunikasi sekunder terjadi bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di
antara komunikasi menjadi rusak. “ komunikasi interpersonal yang efektif
meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling
penting,” tulis Anita Taylor et al.(1977:187). “Banyak penyebab dari rintangan
komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik di antara komunikan.
Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, paling cermat tidak dapat
menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.”Pandangan bahwa
komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan Ruesch dan Bateson
(1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh
Watzlawick, Beavin, dan Jackson(1967) dengan buku mereka Pragmatics of Human
Communication. psikolog pun mulai menaruh minat yang besar pada hubungan
interpersonal seperti tampak pada tulisan Fordon W.Allport (1960), Erich Fromm
(1962), Martin Buber (1957), Carl Rogers (1951). Semua mewakili mazhab
psikologi humanistic. Belakangan Arnold P.Goldstein (1975) mengembangkan apa
yang disebut sebagai “relationship-enchancement methods” (metode peningkatan
hubungan) dalam psikoterapi. Lame rumuskan metode ini tiga prinsip : makin baik
hubungan interpersonal, (1) makin terbuka pasien mengungkapkan perasaannya, (2)
makin cenderung ia meneliti perasaannya secara mendalam beserta penolongnya
(psikolog), dan (3) makin cenderung ia mendengar dengan penuh perhatian dan
bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya.
3.Artikel cinta dan Perkawinan
A.Bagaimana
Memilih Pasangan
Dalam kisah d atas di jelaskan pada kalimat “Usianya sudah di atas 25 tahun,
biasanya seorang ibu pasti menanyakan apakah sudah punya teman pria yang bisa
dikenalkan dengan keluarganya atau belum. Nah mungkin karena Novi belum punya
teman pria akhirnya orang tuanya menjodohkan Novi dengan pria duda tanpa anak
yang sudah memiliki pekerjaan tetap di sebuah BUMN.”.Hal ini berarti pernikahan
ini terjadi karena adanya perjodohan yakni orang tua ibu dari gadis tersebut
menjodohkanya dengan pria duda.
B.Seluk
Buluk Dalam Perkawinan
Seluk buluk dalam pernikahan tersebut terletak pada sisi perjodohan dari
pernikahan pasangan tersebut karena kepolosan anak gadis tersebut maka gadis
tersebut belum memiliki teman dekat pria sedangkan umurnya sudah melebihi 25
tahun,karena memikirkan anaknya ibu gadis tersebut pun menjodohkanya dengan
seorang duda yang usianya 15 tahun lebih tua dari gadis tersebut namun belum
dikaruniai seorang anak.Karena gadis tersebut tidak mempunyai alasan untuk
menolaknya maka gadis tersebut pun mengikuti kemauan ibunya untuk dijodohkn
dengan pria duda tersebut.
C.Penyesuaian
dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Memang duda tersebut berbeda 15 tahun dengan gadis tersebut namun karena duda
tanpa anak dan kebetulan memang memiliki baby face maka perbedaan usia tidaklah
begitu nampak. Kebahagiaan mereka begitu lengkap ketika kelahiran putra
pertama. Lalu belum genap dua tahun lahirlah putra kedua. Bagi mereka dua anak
sudah cukup mengingat usia ayahnya sudah kepala empat.Perjalanan rumah tangga
mereka sangat harmonis, hampir setiap pagi sebut saja Pak Wawan meyempatkan
diri momong putranya jalan-jalan pagi sebelum berangkat kerja. Sementara Bu
Wawan menyiapkan sarapan pagi buat keluarga tercinta.
D.Perceraian
dan Pernikahan kembali
Dalam artikel tersebut dijelaskan tak lama setelah 2 bulan masa purna pasangan
tersebut akhirnya bercerai.Tidak ada yang mengetahui alasan mengapa pasangan
tersebut bercerai.Namun saat dalam keadaan berduka dia baru menceritakan bahwa
penyebab perceraianya dengan suaminya adalah karena suaminya berhubungan
kembali dengan mantan istrinya terdahulu.Dan dia akhirnya memutuskan untuk
pindah kesurabaya dan meninggalkan anaknya kepada mantan suaminya agar anaknya
dapat melanjutkan pendidikan selain itu karena ia mendengar bahwa mantan suaminya
tersebut akan kembali menikah dengan mantan istrinya.
E.Single
Life
Dalam artikel tersebut tertera pada kalimat “Suami dan anak-anak akan menempati
rumah ini, saya yang akan kembali ke rumah orang tua saya. Saya dulu datang
tidak membawa apa-apa dan akan kembali kepada orang tua seperti semula.
Anak-anak saya biarkan ikut ayahnya agar tetap bisa melanjutkan sekolahnya.”Dan
pada akhirnya wanita tersebut pun pulang kerumah orang tuanya seorang diri
tanpa membawa anak-anaknya.Dan ia pun kembali hidup sendiri tanpa adanya suami
ataupun anak lagi.
Komunikasi
yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik, kegagalan
komunikasi sekunder terjadi bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di
antara komunikasi menjadi rusak. “ komunikasi interpersonal yang efektif
meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling
penting,” tulis Anita Taylor et al.(1977:187). “Banyak penyebab dari rintangan
komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik di antara komunikan.
Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, paling cermat tidak dapat
menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.”Pandangan bahwa
komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan Ruesch dan
Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan
komunikasi oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson(1967) dengan buku mereka
Pragmatics of Human Communication. psikolog pun mulai menaruh minat yang besar
pada hubungan interpersonal seperti tampak pada tulisan Fordon W.Allport
(1960), Erich Fromm (1962), Martin Buber (1957), Carl Rogers (1951). Semua
mewakili mazhab psikologi humanistic. Belakangan Arnold P.Goldstein (1975)
mengembangkan apa yang disebut sebagai “relationship-enchancement methods”
(metode peningkatan hubungan) dalam psikoterapi. Lame rumuskan metode ini tiga
prinsip : makin baik hubungan interpersonal, (1) makin terbuka pasien
mengungkapkan perasaannya, (2) makin cenderung ia meneliti perasaannya secara
mendalam beserta penolongnya (psikolog), dan (3) makin cenderung ia mendengar
dengan penuh perhatian dan bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya.
A.MODEL-MODEL
HUBUNGAN ITERPERSONAL
Ada 4 model
hubungan interpersonal yaitu meliputi :
1.Model pertukaran sosial (social exchange model)
Hubungan
interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi
karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan
tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat
negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
2.Model peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap
orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan
dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role
expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role
skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada
kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan
adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu
ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
3.Model permainan (games people play model)
Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan
bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan.
Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
• Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku
yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
• Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara
rasional)
• Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman
kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan
kesenangan). Pada interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian
tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan salah satu dari
kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta
perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit
suami dan merawatnya (kepribadian orang tua).
4.Model Interaksional (interacsional model)
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap
sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model
ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
B.Memulai
hubungan
Adapun tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :
1. Pembentukan.
Tahap ini sering disebut juga
dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari
proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh
usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya.
Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai
pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses
mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data
demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat
dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a.informasi demografis
b.sikap dan pendapat (tentang orang atau objek).
c.rencana yang akan datang.
d.kepribadian.
e.perilaku pada masa lalu.
f.orang lain serta,
g.hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan.
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis,
tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal,
diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada
empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
A.Keakraban
(pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator).
B.Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan
menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
C.Respon yang tepat (feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai
komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu
memberikan feedback yang tepat).
D.Nada emosional yang tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang
berlangsung).
C. Intimasi dan hubungan pribadi
Pendapat beberapa ahli mengenai
intimasi, di antara lain yaitu :
a)Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat
yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b)Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku
penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang
lain.
c)Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah
ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama
lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih
bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
d)Levinger & Snoek (Brernstein dkk, 1988) merupakan suatu bentuk hubungan
yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat timbal balik antara dua
individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan informasi, bukan saja pada
hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang terjadi di sekeliling
mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi pengalaman hidup,
keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi dalam hidup. Pada
tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk menyayangi,
memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal tertentu yang
terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e)Atwater (1983) mengemukakan bahwa intimasi mengarah pada suatu
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
Dalam suatu hubungan juga perlu adanya companionate
love, passionate love dan intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja
di dalam suatu hubungan atau mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu
di dalam suatu hubungan maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak
akan berjalan dengan langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan
tidak merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi
adalah hubungan tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun
hubungan yang harmonis dan langgeng.
Komunikasi yang selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran
dan saling terbuka pun menjadi modal yang cukup untuk membina hubungan yang
harmonis. Maka jangan kaget apabila komunikasi kita dengan pasangan tidak
berjalan dengan mulus atau selalu terjaga bisa jadi hubungan kita akan terancam
bubar atau hancur. Tentu saja itu akan menyakitkan hati kita dan setiap pasangan
di dunia ini pun tidak pernah menginginkan hal berikut.
D. Intimasi dan pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam
keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika
tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya
kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman
berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti
lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan
kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita
ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita
menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita
berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun,
respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita.
Hal ini dapat disebabkan karena :
(1) kita
tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
(2) kita
tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita
tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang
rahasia.
(4) kita
dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
(5) kita
memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .
DAFTAR
PUSTAKA:
Wirawan,
Sarlito S. 2002. Individu dan teori-teori psikologi social. Jakarta: Balai
Pustaka
Dayakisni,
Tri. 2006. Psikologi social. Edisi revisi. Malang : Universitas Muhamadiyah Aronson
,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river :person prentice
hall
Hall, S
Calvin., Lindzey , Gardner., (2009). teori - teori psikodinamika,
yogyakarta:kanisius